Minggu, 26 Mei 2013

LAPORAN GOLONGAN DARAH



I.      Judul
Golongan Darah pada Manusia
II.   Tujuan
Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah manusia

III.    Dasar Teori
Kita mengenal ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB, dan O. Dalam sistem penggolongan darah terdapat dua macam sel darah A dan B, serta dua macam plasma, yaitu anti A dan anti B. Berikut kombinasi yang mungkin terjadi:
1.      Individu dengan A pada sel darah merahnya, memiliki anti B pada plasmanya.
2.      Individu dengan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A pada plasmanya.
3.      Individu dengan A dan B pada sel darah merahnya, tidak memiliki anti A maupun anti B pada plasmanya.
4.      Individu dengan tidak A dan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A maupun anti B pada plasmanya.
(Tim Dosen Pembina, 2013: 11)
Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darah seseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan yaitu A, B, AB, dan O

Golongan darah
Antigen dalam sel darah merah
Antibodi dalam plasma (Serum)
A
A
Anti- B (β)
B
B
Anti- A (α)
AB
A,B
Tidak ada
O
Tidak ada
Anti-A (α) dan Anti- B(β)
     
 (Priadi, 2009: 140)
Ada beberapa sistem penggolongan darah. Yang paling umum dipakai  adalah sistem ABO dan sistem Rhesus.
a.       Sistem ABO
Golongan darah kita ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh ayah dan gen yang diwariskan oleh ibu kita. Pewarisan gen yang menentukan golongan darah mengikuti hukum Mendel. Jenis gen yang diwariskan itu disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O
·         Perpaduan gen O dan gen O menghasilkan golongan darah O.
·         Perpaduan gen A dan gen O menghasilkan golongan darah A.
·         Perpaduan gen A dan gen A menghasilkan golongan darah A.
·         Perpaduan gen B dan gen O menghasilkan golongan darah B.
·         Perpaduan gen B dan gen B menghasilkan golongan darah B.
·         Perpaduan gen A dan gen B menghasilkan golongan darah AB.
(Anonim, 2012)
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
 (Mustahib, 2011).
Golongan darah manusia dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutinin. Aglutinogen adalah antigen-antigen dalam sel yang membuat sel peka terhadap aglutinasi (penggumpalan darah). Ada dua jenis antigen, yakni tipe A dan tipe B. Oleh karena itu antigen ini diwariskan, maka seseorang dapat memiliki salah satu atau kedua antigen ini. Aglutinogen disebut zat spesifik golongan karena digunakan untuk menentukan golongan darah A, B, dan O. Aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi sel, misalnya antibodi. Dr. Karl Land Steiner, seorang ahli imunologi dan patologi bangsa Australia (1868-1943) dan Donath adalah penemu perbedaan antigen dan antibody dalam sel darah manusia. (Subowo,1992:236)
b.      Sistem Rhesus (Rh)
Sistem golongan darah rhesus (Rh) pertama kali ditemukan pada jenis Kera Macaca rhesus pada tahun 1940 oleh K. Landsteiner dan Wiener. Pada jenis ini ditemukan antigen rhesus eritrositnya. Sistem golongan darah rhesus juga berlaku pada manusia karena antigen rhesus juga dimiliki manusia. Orang yang memiliki antigen rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+), sedangkan yang tidak memiliki disebut rhesus negatif (Rh-). Dalam rhesus ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Rh bersifat dominant terhadap alel rh. Faktor Rh tidak begitu berpengaruh dalam transfusi darah, tetapi pada kasus tertentu dapat menyebabkan kematian bayi dalam kandungan. (Waluyo, 2011:174-175)
Jika seorang ibu Rh- kawin dengan laki-laki Rh+ maka anak dalam kandungannya mungkin Rh+. Saat dalam kandungan, sel darah merah Rh+ anaknya dapat keluar menembus plasenta ke sistem sirkulasi ibunya, yaitu saat plasenta rusak sebelum atau sesudah bayi dilahirkan. Hal ini menyebabkan si Ibu memproduksi antibodi anti Rh. Jika ibu hamil lagi dan anaknya memiliki factor Rh+, maka antibodi anti Rh Ibu akan masuk lewat plasenta dan merusak sel darah merah anak. Akibatnya terjadi kerusakan sel darah merah pada anak kedua yang dapat menyebabkan kematian. Keadaan seperti ini disebut penyakit eritroblastosit fetalis atau penyakit kuning pada bayi. (Waluyo, 2011:174-175)


IV.   METODOLOGI PENELITIAN
4.1.   Alat dan Bahan
4.1.1.  Alat
a.       Lanset/jarum steril
b.      Jarum pentol
c.       Spidol
d.      Gelas obyek
e.       Kertas putih
4.1.2.      Bahan
a.       Serum A dan B
b.      Alcohol 70%
c.       Kapas
d.      Darah segar manusia


4.2.   Skema Kerja




V.  HASIL PENGAMATAN

No
Kel.
Nama Probandus
Gol. Darah Awal
Gol. Darah Setelah Tes
1.
1
Syilvi Dyah R.
O
O
2.
2
Anas Ma’ruf
-
O
3.
3
Lukman H.
-
O
4.
4
Izzatul Munawwaroh
A
A
5.
5
A. Rian
-
A
6.
6
Siska B.
-
A
7.
7
Rori A.
-
O
8.
8
Ayu Z.
-
A


VI.   PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, mengamati tentang penggolongan darah pada manusia. Penggolongan darah pada percobaan ini dengan menggunakan penggolongan darah manusia yang ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibody yang terkandung didalam darah. Seperti yang telah diketahui, penggolangan darah pada manusia ada 4 macam, yaitu A, B, AB, dan O. sedangkan dalam system golongan darah manusia terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta dua macam plasma yaitu anti A dan B. Golongan darah A, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A, dan serumnya dapat membuat aglutinin beta. Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen B dan serum darahnya dapat membuat aglutinin alpha. Golongan darah AB, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi anti serumnya tidak dapat membuat aglutinin. Golongan darah O, apabila di dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen, tetapi serum darahnya dapat membuat aglutinin alpha dan aglutinin beta. Didalam darah terdapat antibody dan antigen. Antigen yang terdapat didalam sel darah yaitu berupa aglutinogen, sedangkan antibodinya terdapat didalam plasma darah yang dinamakan aglutinin. Aglutinogen mengakibatkan sel-sel darah peka terhadap aglutinasi (penggumpalan) suatu zat yang dapat digumpalkan. Aglutinin suatu zat yang menggumpalkan. Pada system ABO didalam darah terdapat dua jenis aglutinogen yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Aglutinin alpha menggumpalkan sel darah merah yang mengandung aglutinogen A, dan aglutinin beta menggumpalkan sel darah merah yang mengandung aglutinogen B.
Pada praktikum kali ini, hal pertama yang kami lakukan adalah menentukan nama probandus yang akan dites darahnya. Dari delapan kelompok, masing-masing kelompok 1 orang perwakilan kelompok menjadi probandus. Sehingga kami mendapatkan 8 nama probandus. Probandus pertama dari kelompok 1, setelah salah salah satu jari probandus disterilkan dengan Alkohol, maka praktikan langsung mengambil darahnya dengan cara menusuk jari menggunakakan lanset, kemudian meneteskan darah pada kaca preparat sebanyak tiga bagian. Pada darah bagian pertama diteteskan serum AB, dan mengaduknya dengan jarum pentol, hal ini bertujuan untuk mengetahui penggumpalan yang terjadi antara pencampuran darah dengna serum AB, Setelah diamati ternyata hasil adukan tersebut tidak menggumpal. Hal ini membuktikan bahwasannya probandus kelompok 1 bergolongan darah O. jadi dapat dikatakan bahwasannya probandus 1 tidak memiliki A maupun B pada sel darah merahnya, namun memiliki anti-A dan anti-B pada dalam plasmanya. Percobaan tersebut sesuai dengan golongan darah probandus sebelum dites. Untuk probandus kelompok 2 dan kelompok 3 hasil percobaan yang kami lakukan sama dengan probandus kelompok 1, yaitu bergolongan darah O.
Percobaan selanjutnya yaitu pada probandus kelompok 4 yang sebelum di tes bergolongan darah A, sehingga untuk membuktikannya kami menggunakan serum A, setelah jari probandus disterilkan dengan alcohol dan ditusuk menggunkan lanset, darah diteteskan pada kaca preparat dengan 3 bagian. Pada bagian pertama diteteskan serum AB dan mengaduknya dengan jarum pentol, hal ini bertujuan untuk mengetahui penggumpalan yang terjadi, jika terjadi penggumpalan maka probandus mempunya1 3 kemungkinan golongan darah, yaitu bergolongan darah A, B, atau AB, setelah diamati ternyata hasil adukan tersebut menggumpal, untuk memastikan 3 kemungkinan golongan darah tersebut, maka kami meneteskan serum A pada darah bagian kedua, jika hasil adukan menggumpal maka probandus bergolongan darah A, ternyata setelah diamati, hasil adukan tersebut menggumpal, hal ini dapat membuktikan bahwa probandus kelompok 4 bergolongan darah A. Jadi, Antiserum A berfungsi sebagai aglutinin karena dapat menggumpalkan darah (sel darah). Jadi hasil tes yang dilakukan sesuai dengan golongan darah probandus sebelum tes.
Dari data tabel yang telah kami peroleh di kelas A, mayoritas probandus dari masing-masing kelompok bergolongan darah A dan O, dengan perbandingan yang sama. 4 probandus bergolongan darah O dan 4 probandus lainnya bergolongan darah A. Antigen A lebih umum dijumpai dibandingkan dengan antigen B. Golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen yaitu antigen A dan B, sedangkan golongan darah ini merupakan jenis golongan darah yang paling jarang ditemui didunia. Didunia, frekuensi penyebaran golongan darah A,B,O,AB sangat bervariasi tergantung populasinya.
Dari data yang di peroleh pada percobaan, dapat di ketahui bahwa fungsi dari anti A dan anti B adalah untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu dengan serum anti-A dan serum anti-B. Terjadi penggumpalan karena glutinogen bertemu dengan aglutininnya sehingga menyebabkan aglutinasi. aglutinogen terdapat pada eritrosit sedangkan, aglutinin terdapat dalam plasma darah.

VII. KESIMPILAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilkukan, dapat disimpulkan bahwa:
a.    Golongan darah pada manusia ada empat macam, diantaranya adalah A,B,AB,dan O.
b.   Golongan darah dapat ditentukan dengan cara tes golongan darah, darah ditetesi dengan serum anti-A dan anti-B.
c.    Fungsi serum anti-A dan anti-B pada test golongan darah adalah untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu dengan serum anti-A dan serum anti-B.
d.   Pada golongan darah A,  darah akan menggumpal ketika ditetesi oleh serum anti-A. Ini dikarenakan golongan darah A memiliki aglutinogen A.
e.    Pada golongan darah B, darah akan menggumpal ketika ditetesi oleh serum anti-B. Ini dikarenakan golongan darah B memiliki aglutinogen B.
f.     Pada golongan darah O, darah tidak akan mengumpal ketika ditetesi oleh serum anti-A dan serum anti-B  karena golongan darah O tidak memiliki aglutinogen.
g.    Pada golongan darah AB, darah akan menggumpal ketika di tetesi oleh serum anti-A dan anti-B, karena darahnya mengandung aglutinogen A dan B.


DAFTAR PUSTAKA

Priadi, Arif. 2009. Biologi 2. Jakarta: Yudhistira
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara
Mustahib. 2011. Fungsi dan Golongan Darah. http://www.artikelbagus.com /2011/05/28/ fungsi-golongan-darah.html [17 November 2012]
Tim Dosen Pembina.2013. Pentunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Waluyo, Joko. 2011. Biologi Umum. Jember. Jember University Press
Anonim. 2012. golongan-darah-a-b-o-ab-pahami-dengan-benar http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/02/27/golongan-darah-a-b-o-ab-pahami-dengan-benar-532721.htm. diakses pada 10 April 2013 pukul 17.40.



















LAMPIRAN