I. Judul
Sistem Respirasi
II. Tujuan
1.
Mengetahui kapasitas vital
paru-paru pada manusia
III.
Dasar Teori
System respirasi terdiri atas
organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolisme khususnya produksi atau
perubahan dari energy kimia yang terikat dalam materi organi menjadi energy
siap pakai (ATP) dalam sel. Hewan
umumnya memiliki organ respirasi yang bermacam-macam tergantung pada habitat
dan pola adaptasinya. Selain itu, tingkatan evolusi juga menentukan macam organ
respirasinnya.(Tim Dosen Pembimbing, 2013: 13)
Organ- organ pernapasan yang
dimiliki oleh manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara dari dan
ke paru- paru organ tersebut antara lain :
a.
Nasal (Hidung)
Hidung merupakan
organ pernapasan yang pertama dilalui
udara luar. didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lender berguna
untuk menyaring udara yang masuk, lender berguna untuk melembabkan udara dan
konka untuk menghangatkan udara pernapasan. (Helianti,2003:66)
b.
Faring
Faring merupakan
percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (naso faring) yang
merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oral faring) yang
merupakan saluran pencernaan. (Setiadi,2007:48)
c.
Laring (pangkal tenggorokan)
Merupakan bagian
pangkal dari saluran pernapasan (trakea). laring tersusun atas tulang rawan
yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. diatas laring terdapat
katub (epiglotis) yang akan menutp saat menelan. katub berfungsi mencegah
makanan dan minuman masuk kesaluran pernapasan. pada pangkal laring terdapat
selaput suara. selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-
paru. (Setiadi,2007:48)
d.
Trakea (tenggorokan)
Batang tenggorokan
terletak di daerah leher didepan kerongkongan. batang tenggorokan berbentuk
pipa dengan panjang 10 cm. didning trakea terdiri dari 3 lapisan, lapisan dalam
berupa epitel bersilia dan berlendir, lapisan tengah tersusun atas cincing
tulang rawan dan berotot polos, lapisan luar tersusun atas jaringan ikat.
cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahan bentuk pipa dari batang tenggorokan,
sedangkan selaput lender yang sel- selnya berambut getar berfungsi menolak debu
dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. akibat tolakan secara
paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.
e.
Bronchus (cabang tenggorokan)
Ujung tenggorokan
bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan.
struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebekah kiri. kedua
bronchus masing- masing masuk ke dalam paru- paru. di dalam paru- paru bronchus
bercabang menjadi bronchioles yang menuju setiap lobus (belahan) paru- paru.
bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri
bercabang menjadi 2 bronchiolus. cabang bronchioles yang paling kecil masuk
kedalam gelembung paru- paru yang disebut alveolus. dinding alveolus mengandung
banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus
berdifusi masuk ke dalam darah.
f.
Pulmo (alveolus)
Paru- paru terletak
dalam rongga dada diatas diafragma. diafragma adalah sekat rongga badan yang
membatasi rongga dada dengan rongga perut . paru- paru terdiri dari dua bagian
yaitu paru- paru sebelah kiri dan pparu- paru sebelah kanan. paru- paru kanan
memiliki tiga gelambir sedangkan paru- paru kiri dua gelambir. paru- paru
dibungkus oleh dua selaput yang disebut selaput pleura. selaput pleura sebelah
luar yang berbatasan dengan dinding bagiandalam rongga dada disebut pleura
parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. diantara
kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisis cairan pleura yang berfungsi
untuk mengatasi gesekan pada saat paru- paru mengembang dan mengempis
(Setiadi,2007:48)
Pernapasan dibedakan atas
pernafasan dada dan pernafasan perut.Pernafasan dada terjadi melalui fase
inspirasi dan ekspirasi , demikian juga untuk pernapasan perut .
(Elfiah,2008:78)
1.
Mekanisme pernapasan dada
a.
Fase inspirasi pernapasan dada
b.
Fase ekspirasi pernapasan dada
Suatu metode sederhana untuk
mempelajari pertukaran udara paru- paru adalah mencatat volume udara yang
bergerak kedalam dan keluar paru-paru disebut spirometer. spirometer terdiri
dari sebuah silinder yang berada dalam sebuah ruangan berisi air yang
keseimbangannya dapat diatur melalui suatu pemberat. dalam silinder terdapat
campuran udara pernapasan biasanya udara atau O2, suatu tabung yang
mengubungkan mulut dengan ruang udara, karena napas masuk dan keluar ruang
udara maka silinder terangkat/ naik dan turun. udara paru- paru dibagi menjadi
4 volume dan 4 kapasitas. (Sloane,2003:268)
Frekuensi pernapasan, cepat
lambatnya pernapasan dipengaruhi oleh:
1.
Umur
Semakin tua mur seseorang maka
pernafasan semakin lambat karena sedikit membutuhkan sedikit energy.
2.
Jenis kelamin
Laki-laki lebih banyak
membutuhkan energy dibandingkan dengan perempuan, sehingga udara pernafasan
yang dibutuhkan juga banyak daripada perempuan
3.
Suhu tubuh
Suhu tubuh turun, oksigen semakin
dibutuhkan untuk meningkatkan metabolisme. Dengan kata lain makin tinggi suhu
tubuh, maka semakin cepat frekuensi pernafasannya.
4.
Posisi tubuh
Makin aktif tubuh, maka semakin
banyak membutuhkan oksigen.
(Anonim, 2012)
Arti penting dari 4 volume
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Volume ideal, volume udara pada waktu inspirasi atau
ekspirasi normal, dan volumenya kira- kira 500 ml.
2.
volume cadangan respirasi, volume ekstra udara yang masih
dapat dihirup setelah inspirasi normal sebagai volume udara tambahan terhadap
volume ideal, dan biasanya volume udara itu kira- kira 3000 ml.
3.
volume cadangan ekspirasi, jumlah udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhir ekspirasi
normal. biasanya volume ini kira- kira 1100 ml.
4.
volume residu, volume yang masih tinggal didalam paru- paru
setelah melakukan respirasi maksimum. volume residu ini rata- rata 1200 ml.
(Anonim, 2012)
Arti penting dari 4 kapasitas
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Kapasitas inspirasi, volume ideal + volume cadangan
inspirasi. ini adalah sejumlah udara (kira- kira 3500 ml) yang berarti
seseorang bernapas mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan memperbesar paru-
parunya hingga maksimum.
2.
Kapasitas residu fungsional, volume cadangan ekspirasi +
volume residu ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru- paru pada
akhir ekspirasi normal (kira- kira 2300ml).
3.
kapasitas vital, penambahan volume tidal, volume cadangan
inspirasi dan volume cadangan ekspirasi
(Ganong,1998:631-632)
IV.
METODOLOGI
PENELITIAN
4.1.
Alat dan bahan
1.4.1
Alat
1.
Bak besar
2.
Botol besar bervolume 5 liter
3.
Pipa plastic
4.
Papan bedah
5.
Timbangan berat badan
6.
Alat ukur (mit line)
1.4.2
Bahan
1.
Air secukupnya
4.2.
Skema Kerja
V.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Probandus
|
Umur
|
JK
|
TB
|
BB
|
Lingkar dada
|
Kapasitas Vital
|
|
Santai
|
Olahraga
|
|||||||
1
|
Farah Rezita
|
19
|
P
|
158
|
51
|
90
|
2500
|
2750
|
2
|
Dian Bagus
|
18
|
L
|
172
|
55
|
83
|
2750
|
1500
|
3
|
Kholifatur R.
|
19
|
P
|
151
|
38
|
74
|
1500
|
1750
|
4
|
Danang
|
18
|
L
|
154
|
42
|
77
|
1500
|
1250
|
5
|
Anto’
|
18
|
L
|
170
|
57
|
80
|
2500
|
1250
|
6
|
Heri
|
19
|
L
|
168
|
58
|
85
|
3250
|
3500
|
7
|
Loviga
|
19
|
L
|
172
|
53
|
80
|
3000
|
3500
|
8
|
Ragawang
|
19
|
L
|
179
|
69
|
90
|
2000
|
3000
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktiku kali ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas vital paru-paru pada
manusia. Setelah kami melakukan praktikum sesuai dengan tabel hasil pengamtan
bahwasannya kapasital vital paru-paru manusia setiap individu adalah berbeda,
hal tersebut dikarenakan oleh ukuran paru-paru, kekuatan bernafas, serta
kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing individu. Dari table pengamatan yang
telah dilakukan akan dikaitkan dengan factor-faktor yang mempengaruhi proses
respirasi setiap individu.
1.
Dari segi umur
Berdasarkan teori
yang telah kita ketahui bersama, bahwasannya semakin tua umur seseorang maka
semakin lambat proses respirasinya, karena hanya sedikit membutuhkan energy, pada
hasil data pengamatan yang telah kami peroleh, respirasi pada probandus 1 dengan
umur 19 dengan kapasitas vital saat santai lebih kecil dibandingkan dengan
probandus 2 dengan unur 18 dengan kapsitas vital santai 2750. Hal ini sudah
sesuai dengan teori yang ada, namun pada probandus 5 dan 6, menyatakan bahwa
respirasi vital santai probandus 5 dengan umur 18 lebih kecil disbanding
probandus 6 dengan umur 19, hal ini bertentangan dengan teori, yang menyatakan
bahwa semakin tua umur maka smakin lambat pula respirasi vitalnya, karena frekuensi pernapasannya
semakin lemah atau rendah sehingga intensitas pernapasan akan
semakin menurun Ketidaksesuaian dengan teori tersebut bisa dikarenakan ukuran
paru-paru, kekuatan saat bernafas yaitu pada saat percobaan tidak menarik nafas
sedalam-dalamnya dan menghembuskan sekuat-kuatnya, atau bisa dikarenakan kurang
ketelitian praktikan dalam membaca skala kapasitas vital atau lainnya. serta
adanya kemungkinan yang lainnya sehingga menghasilkan data yang kurang valid.
2.
Dari segi factor
posisi tubuh
Berdasarkan teori,
semakin aktif tubuh, maka makin banyak oksigen yang dibutuhkan sehingga
respirasi akan meningkat. Berdasarkan hasil percobaan pada probandus 1, 3, 6,
7, 8, kapasitas santai berturut-turut 2500, 1500, 3250, 3000, 2000, setelah
setiap probandus tersebut melakukan olahraga dengan cara berlari-lari dalam
ruangan setelah dilakukan percobaan ternyata kapsitas vital probandus setelah
olahraga meningkat menjadi berturut-turut 2750, 1750, 3500, 3500, 3000. Hasil percobaan
tersebut sudah sesuai dengan teori, Kapasitas vital seseorang yang berlari akan
lebih besar daripada kapasitas orang yang duduk. Ihal ini benar berdasarkan
teori, karena semakin tinggi aktivitas seseorang yaitu berlari maka semakin
cepat frekuensi pernapasannya sehingga kapasital vitalnya akan semakin besar
pula. Namun terlihat pada hasil pegamatan probandus 2, 4 dan 5, kapasitas vital
saat santai lebih besar dari kapasitas setelah olahraga, dengan artian
mengalami perlambatan respirasi setelah melakukan olahraga, hasil tersebut
tidak sesuai dengan teori, ketidaksesuaian tersebut mungkin disebabkan karena
hembusan nafas yang dilakukan oleh probandus kurang maksimal, atau disebabkan
karena olaraga yang kurang lelah.
3.
Dari segi faktor
jenis kelamin
Berdasarkan dasar
teori : laki-laki lebih banyak butuh energy dibandingkan dengan perempuan, sehingga
pernafasan laki-laki membutuhkan udara lebih banyak daripada perempuan.
Terlihat pada hasil percobaan pada probandus 1 dengan jenis kelamin perempuan
kapasitas vital lebih kecil dari kapasitas vital probandus 2 dengan jenis
kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori. Kapasitas vital antara
laki-laki dan perempuan berbeda, yaitu, kapasitas vital laki-laki lebih besar
dari perempuan. Hal ini dikarenakan rata-rata kapasitas paru-paru laki-laki adalah 6
liter, sedangkan wanita 4.7 liter. Dan
pada umumnya kapasitas paru-paru wanita 25% lebih rendah dari laki-laki. Hal
ini dikarenakan laki-laki melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih berat
daripada wanita, sehingga membutuhkan oksigen yang lebih banyak pula Namun terlihat
pada probandus 1 dan 4, kapasitas vital perempuan lebih besar dibanding dengan
kapasitas vital laki-laki hal tersebut tidak sesuai teori. Hal tersebut
dikarenakan hembusan nafas pada probandus laki-laki yang kurang maksimal.
4.
Dari segi faktor
suhu tubuh
Berdasarkan teori
yang ada, apabila suhu tubuh turun, maka oksigen semakin membutuhkan banyak
untuk meningkatkan metabolisme. Dengan kata lain jika suhu tubuh tinggi maka
makin cepat frekuensi pernafasannya. Dari percobaan, pada saat santai kapasitas
vitalnya pada probandus 1 adalah 2500 dan pada saat setelah lari 2750. Hal
tersebut sesuai dengan teori, namun ada beberapa hasil data yang lain tidak
sesuai yaitu pada saat diam kapasitas vitalnya lebih tinggi dibandingkan dengan
kapasitas vital setelah lari,seperti pada probandus 5, hal ini dikarenakan pada
saat menghembuskan nafas kurang maksimal.
Dari keempat factor yang mempengaruhi kapasitas paru-paru, memiliki
keterkaitan antara factor yang satu dengan factor yang lainnya yaitu : usia
sangat berpengaruh terhadap jumlah kapasitas vital, begitu pula dengan jenis
kelamin, aktivitas, suhu tubuh maupun posisi tubuh. Kapasitas vital juga dipengaruhi
oleh umur, berat badan, dan lingkar dada. Semakin tua umur seseorang maka
kapasital vitalnya akan semakin kecil karena frekuensi pernapasannya semakin
lemah atau rendah sehingga intensitas pernapasan akan semakin menurun. Semakin besar
berat badan seseorang, maka kapasitas vitalnya akan semakin kecil karena mereka
tidak membutuhkan enrgi yang lebih banyak untuk proses metabolime di bandingkan
oarang yang berat badannya lebih kecil.
VII. KESIMPULAN
Ø Kapasitas vital
setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor yaitu:
jenis kelamin, umur, berat badan, lingkar dada dan aktivitas seseorang. Kapasitas
vital laki-laki lebih besar daripada kapasitas vital perempuan. Seseorang yang
usianya lebih tua akan memilki kapasitas vital yang lebih kecil daripada usia
yang muda. Berat badan yang lebih besar memiliki kapasitas vital yang lebih
kecil daripada seseorang yang berat badannya lebih kecil. Seseorang yang
melakukan olahraga seperti berlari, kapasitas vitalnya lebih besar daripada
seseorang yang tidak beraktifitas atau kondisi santai.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Pembina.2013. Petunjuk
Praktikum Biologi Dasar. Jember : Universitas Jember
Elfiah,Ulfa.2008. Diktat
Anatomi III:Sistem pada Tubuh Manusia. Jember : Universitas jember
Ganong,William.1998.
Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Helianti,Dina.2003.Histologi : Sistem Urinalis dan system respirasi. Jember : Universitas Jember.
Anonim. 2012. Sistem
Pernafasan. http://id.scribd.com/doc/7631580/Sistem-Pernafasan diakses pada 10 April 2013 pukul 17.40.
Anonim. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernafasan.
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2226766-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pernafasan/ diakses pada 10 April 2013 pukul 18.26.
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar