Sabtu, 25 Mei 2013

LAPORAN RESPIRASI



  I.    Judul
Sistem Respirasi
II.  Tujuan
1.    Mengetahui kapasitas vital paru-paru pada manusia

III.   Dasar Teori
System respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolisme khususnya produksi atau perubahan dari energy kimia yang terikat dalam materi organi menjadi energy siap pakai  (ATP) dalam sel. Hewan umumnya memiliki organ respirasi yang bermacam-macam tergantung pada habitat dan pola adaptasinya. Selain itu, tingkatan evolusi juga menentukan macam organ respirasinnya.(Tim Dosen Pembimbing, 2013: 13)
Organ- organ pernapasan yang dimiliki oleh manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara dari dan ke paru- paru organ tersebut antara lain :
a.    Nasal (Hidung)
Hidung merupakan organ  pernapasan yang pertama dilalui udara luar. didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lender berguna untuk menyaring udara yang masuk, lender berguna untuk melembabkan udara dan konka untuk menghangatkan udara pernapasan. (Helianti,2003:66)
b.    Faring
Faring  merupakan  percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (naso faring) yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oral faring) yang merupakan saluran pencernaan. (Setiadi,2007:48)
c.    Laring (pangkal tenggorokan)
Merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). laring tersusun atas tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. diatas laring terdapat katub (epiglotis) yang akan menutp saat menelan. katub berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk kesaluran pernapasan. pada pangkal laring terdapat selaput suara. selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru- paru. (Setiadi,2007:48)
d.   Trakea (tenggorokan)
Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. batang tenggorokan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. didning trakea terdiri dari 3 lapisan, lapisan dalam berupa epitel bersilia dan berlendir, lapisan tengah tersusun atas cincing tulang rawan dan berotot polos, lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahan bentuk pipa dari batang tenggorokan, sedangkan selaput lender yang sel- selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.
e.    Bronchus (cabang tenggorokan)
Ujung tenggorokan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan. struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebekah kiri. kedua bronchus masing- masing masuk ke dalam paru- paru. di dalam paru- paru bronchus bercabang menjadi bronchioles yang menuju setiap lobus (belahan) paru- paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus. cabang bronchioles yang paling kecil masuk kedalam gelembung paru- paru yang disebut alveolus. dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah.
f.     Pulmo (alveolus)
Paru- paru terletak dalam rongga dada diatas diafragma. diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut . paru- paru terdiri dari dua bagian yaitu paru- paru sebelah kiri dan pparu- paru sebelah kanan. paru- paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru- paru kiri dua gelambir. paru- paru dibungkus oleh dua selaput yang disebut selaput pleura. selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagiandalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisis cairan pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan pada saat paru- paru mengembang dan mengempis (Setiadi,2007:48)
Pernapasan dibedakan atas pernafasan dada dan pernafasan perut.Pernafasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi , demikian juga untuk pernapasan perut . (Elfiah,2008:78)
1.    Mekanisme pernapasan dada
a.    Fase inspirasi pernapasan dada
otot antar tulang rusuk berkontraksi           tulang rusuk terangkat (posisi datar)           paru- paru mengembang            tekanan udara dalam paru- paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar             udara luar masuk ke paru- paru.
b.    Fase ekspirasi pernapasan dada
otot antar tulang rusuk relaksasi           tulang rusuk terangkat (posisi datar)
 paru- paru mengembang          tekanan udara dalam paru- paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar           udara luar masuk ke paru- paru
Suatu metode sederhana untuk mempelajari pertukaran udara paru- paru adalah mencatat volume udara yang bergerak kedalam dan keluar paru-paru disebut spirometer. spirometer terdiri dari sebuah silinder yang berada dalam sebuah ruangan berisi air yang keseimbangannya dapat diatur melalui suatu pemberat. dalam silinder terdapat campuran udara pernapasan biasanya udara atau O2, suatu tabung yang mengubungkan mulut dengan ruang udara, karena napas masuk dan keluar ruang udara maka silinder terangkat/ naik dan turun. udara paru- paru dibagi menjadi 4 volume dan 4 kapasitas. (Sloane,2003:268)
Frekuensi pernapasan, cepat lambatnya pernapasan dipengaruhi oleh:
1.        Umur
Semakin tua mur seseorang maka pernafasan semakin lambat karena sedikit membutuhkan sedikit energy.
2.        Jenis kelamin
Laki-laki lebih banyak membutuhkan energy dibandingkan dengan perempuan, sehingga udara pernafasan yang dibutuhkan juga banyak daripada perempuan
3.        Suhu tubuh
Suhu tubuh turun, oksigen semakin dibutuhkan untuk meningkatkan metabolisme. Dengan kata lain makin tinggi suhu tubuh, maka semakin cepat frekuensi pernafasannya.
4.        Posisi tubuh
Makin aktif tubuh, maka semakin banyak membutuhkan oksigen.
(Anonim, 2012)
Arti penting dari 4 volume tersebut adalah sebagai berikut :
1.        Volume ideal, volume udara pada waktu inspirasi atau ekspirasi normal, dan volumenya kira- kira 500 ml.
2.        volume cadangan respirasi, volume ekstra udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal sebagai volume udara tambahan terhadap volume ideal, dan biasanya volume udara itu kira- kira 3000 ml.
3.        volume cadangan ekspirasi, jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhir ekspirasi normal. biasanya volume ini kira- kira 1100 ml.
4.        volume residu, volume yang masih tinggal didalam paru- paru setelah melakukan respirasi maksimum. volume residu ini rata- rata 1200 ml.
(Anonim, 2012)
Arti penting dari 4 kapasitas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.        Kapasitas inspirasi, volume ideal + volume cadangan inspirasi. ini adalah sejumlah udara (kira- kira 3500 ml) yang berarti seseorang bernapas mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan memperbesar paru- parunya hingga maksimum.
2.        Kapasitas residu fungsional, volume cadangan ekspirasi + volume residu ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru- paru pada akhir ekspirasi normal (kira- kira 2300ml).
3.        kapasitas vital, penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi
(Ganong,1998:631-632)
IV.   METODOLOGI PENELITIAN
4.1.   Alat dan bahan
1.4.1          Alat
1.      Bak besar
2.      Botol besar bervolume 5 liter
3.      Pipa plastic
4.      Papan bedah
5.      Timbangan berat badan
6.      Alat ukur (mit line)

1.4.2          Bahan
1.      Air secukupnya



4.2.   Skema Kerja
V.  HASIL PENGAMATAN
No
Probandus
Umur
JK
TB
BB
Lingkar dada
Kapasitas Vital
Santai
Olahraga
1
Farah Rezita
19
P
158
51
90
2500
2750
2
Dian Bagus
18
L
172
55
83
2750
1500
3
Kholifatur R.
19
P
151
38
74
1500
1750
4
Danang
18
L
154
42
77
1500
1250
5
Anto’
18
L
170
57
80
2500
1250
6
Heri
19
L
168
58
85
3250
3500
7
Loviga
19
L
172
53
80
3000
3500
8
Ragawang
19
L
179
69
90
2000
3000

VI.   PEMBAHASAN
              Pada praktiku kali ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas vital paru-paru pada manusia. Setelah kami melakukan praktikum sesuai dengan tabel hasil pengamtan bahwasannya kapasital vital paru-paru manusia setiap individu adalah berbeda, hal tersebut dikarenakan oleh ukuran paru-paru, kekuatan bernafas, serta kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing individu. Dari table pengamatan yang telah dilakukan akan dikaitkan dengan factor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi setiap individu.
1.    Dari segi umur
Berdasarkan teori yang telah kita ketahui bersama, bahwasannya semakin tua umur seseorang maka semakin lambat proses respirasinya, karena hanya sedikit membutuhkan energy, pada hasil data pengamatan yang telah kami peroleh, respirasi pada probandus 1 dengan umur 19 dengan kapasitas vital saat santai lebih kecil dibandingkan dengan probandus 2 dengan unur 18 dengan kapsitas vital santai 2750. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada, namun pada probandus 5 dan 6, menyatakan bahwa respirasi vital santai probandus 5 dengan umur 18 lebih kecil disbanding probandus 6 dengan umur 19, hal ini bertentangan dengan teori, yang menyatakan bahwa semakin tua umur maka smakin lambat pula respirasi vitalnya, karena frekuensi pernapasannya semakin lemah atau rendah sehingga intensitas pernapasan akan semakin menurun Ketidaksesuaian dengan teori tersebut bisa dikarenakan ukuran paru-paru, kekuatan saat bernafas yaitu pada saat percobaan tidak menarik nafas sedalam-dalamnya dan menghembuskan sekuat-kuatnya, atau bisa dikarenakan kurang ketelitian praktikan dalam membaca skala kapasitas vital atau lainnya. serta adanya kemungkinan yang lainnya sehingga menghasilkan data yang kurang valid.
2.    Dari segi factor posisi tubuh 
Berdasarkan teori, semakin aktif tubuh, maka makin banyak oksigen yang dibutuhkan sehingga respirasi akan meningkat. Berdasarkan hasil percobaan pada probandus 1, 3, 6, 7, 8, kapasitas santai berturut-turut 2500, 1500, 3250, 3000, 2000, setelah setiap probandus tersebut melakukan olahraga dengan cara berlari-lari dalam ruangan setelah dilakukan percobaan ternyata kapsitas vital probandus setelah olahraga meningkat menjadi berturut-turut 2750, 1750, 3500, 3500, 3000. Hasil percobaan tersebut sudah sesuai dengan teori, Kapasitas vital seseorang yang berlari akan lebih besar daripada kapasitas orang yang duduk. Ihal ini benar berdasarkan teori, karena semakin tinggi aktivitas seseorang yaitu berlari maka semakin cepat frekuensi pernapasannya sehingga kapasital vitalnya akan semakin besar pula. Namun terlihat pada hasil pegamatan probandus 2, 4 dan 5, kapasitas vital saat santai lebih besar dari kapasitas setelah olahraga, dengan artian mengalami perlambatan respirasi setelah melakukan olahraga, hasil tersebut tidak sesuai dengan teori, ketidaksesuaian tersebut mungkin disebabkan karena hembusan nafas yang dilakukan oleh probandus kurang maksimal, atau disebabkan karena olaraga yang kurang lelah.
3.    Dari segi faktor jenis kelamin
Berdasarkan dasar teori : laki-laki lebih banyak butuh energy dibandingkan dengan perempuan, sehingga pernafasan laki-laki membutuhkan udara lebih banyak daripada perempuan. Terlihat pada hasil percobaan pada probandus 1 dengan jenis kelamin perempuan kapasitas vital lebih kecil dari kapasitas vital probandus 2 dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori. Kapasitas vital antara laki-laki dan perempuan berbeda, yaitu, kapasitas vital laki-laki lebih besar dari perempuan. Hal ini dikarenakan rata-rata kapasitas paru-paru laki-laki adalah 6 liter, sedangkan wanita 4.7 liter.  Dan pada umumnya kapasitas paru-paru wanita 25% lebih rendah dari laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih berat daripada wanita, sehingga membutuhkan oksigen yang lebih banyak pula Namun terlihat pada probandus 1 dan 4, kapasitas vital perempuan lebih besar dibanding dengan kapasitas vital laki-laki hal tersebut tidak sesuai teori. Hal tersebut dikarenakan hembusan nafas pada probandus laki-laki yang kurang maksimal. 
4.    Dari segi faktor suhu tubuh
Berdasarkan teori yang ada, apabila suhu tubuh turun, maka oksigen semakin membutuhkan banyak untuk meningkatkan metabolisme. Dengan kata lain jika suhu tubuh tinggi maka makin cepat frekuensi pernafasannya. Dari percobaan, pada saat santai kapasitas vitalnya pada probandus 1 adalah 2500 dan pada saat setelah lari 2750. Hal tersebut sesuai dengan teori, namun ada beberapa hasil data yang lain tidak sesuai yaitu pada saat diam kapasitas vitalnya lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas vital setelah lari,seperti pada probandus 5, hal ini dikarenakan pada saat menghembuskan nafas kurang maksimal.
Dari keempat factor yang mempengaruhi kapasitas paru-paru, memiliki keterkaitan antara factor yang satu dengan factor yang lainnya yaitu : usia sangat berpengaruh terhadap jumlah kapasitas vital, begitu pula dengan jenis kelamin, aktivitas, suhu tubuh maupun posisi tubuh. Kapasitas vital juga dipengaruhi oleh umur, berat badan, dan lingkar dada. Semakin tua umur seseorang maka kapasital vitalnya akan semakin kecil karena frekuensi pernapasannya semakin lemah atau rendah sehingga intensitas pernapasan akan semakin menurun. Semakin besar berat badan seseorang, maka kapasitas vitalnya akan semakin kecil karena mereka tidak membutuhkan enrgi yang lebih banyak untuk proses metabolime di bandingkan oarang yang berat badannya lebih kecil.
VII. KESIMPULAN
Ø Kapasitas vital setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor yaitu: jenis kelamin, umur, berat badan, lingkar dada dan aktivitas seseorang. Kapasitas vital laki-laki lebih besar daripada kapasitas vital perempuan. Seseorang yang usianya lebih tua akan memilki kapasitas vital yang lebih kecil daripada usia yang muda. Berat badan yang lebih besar memiliki kapasitas vital yang lebih kecil daripada seseorang yang berat badannya lebih kecil. Seseorang yang melakukan olahraga seperti berlari, kapasitas vitalnya lebih besar daripada seseorang yang tidak beraktifitas atau kondisi santai.



DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Pembina.2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : Universitas Jember
Elfiah,Ulfa.2008. Diktat Anatomi III:Sistem pada Tubuh Manusia. Jember : Universitas jember
Ganong,William.1998. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Helianti,Dina.2003.Histologi : Sistem Urinalis dan system respirasi. Jember : Universitas Jember.
Anonim. 2012. Sistem Pernafasan. http://id.scribd.com/doc/7631580/Sistem-Pernafasan diakses pada 10 April 2013 pukul 17.40.

Anonim. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernafasan. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2226766-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pernafasan/ diakses pada 10 April 2013 pukul 18.26.























LAMPIRAN

0 komentar:

Posting Komentar