I.
Judul
Golongan Darah pada
Manusia
II. Tujuan
Setelah selesai
praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah manusia
III.
Dasar Teori
Kita
mengenal ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB, dan O. Dalam sistem
penggolongan darah terdapat dua macam sel darah A dan B, serta dua macam
plasma, yaitu anti A dan anti B. Berikut kombinasi yang mungkin terjadi:
1. Individu dengan A pada sel darah merahnya, memiliki anti B pada
plasmanya.
2. Individu dengan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A pada
plasmanya.
3. Individu dengan A dan B pada sel darah merahnya, tidak memiliki anti A
maupun anti B pada plasmanya.
4. Individu dengan tidak A dan B pada sel darah merahnya, memiliki anti A
maupun anti B pada plasmanya.
(Tim Dosen Pembina, 2013: 11)
Dasar penggolongan darah adalah
adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi)
di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan, sedangkan
aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.
Dalam sistem ABO, ada tidaknya
antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darah
seseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan
yaitu A, B, AB, dan O
Golongan darah
|
Antigen dalam sel darah merah
|
Antibodi dalam plasma (Serum)
|
A
|
A
|
Anti- B (β)
|
B
|
B
|
Anti- A (α)
|
AB
|
A,B
|
Tidak ada
|
O
|
Tidak ada
|
Anti-A (α) dan Anti- B(β)
|
(Priadi, 2009: 140)
Ada beberapa sistem penggolongan
darah. Yang paling umum dipakai adalah sistem ABO dan sistem
Rhesus.
a.
Sistem ABO
Golongan darah kita
ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh ayah dan gen
yang diwariskan oleh ibu kita. Pewarisan gen yang menentukan golongan
darah mengikuti hukum Mendel. Jenis gen yang diwariskan itu
disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O
·
Perpaduan gen O dan
gen O menghasilkan golongan darah O.
·
Perpaduan gen A dan
gen O menghasilkan golongan darah A.
·
Perpaduan gen A dan
gen A menghasilkan golongan darah A.
·
Perpaduan gen B dan
gen O menghasilkan golongan darah B.
·
Perpaduan gen B dan
gen B menghasilkan golongan darah B.
·
Perpaduan gen A dan
gen B menghasilkan golongan darah AB.
(Anonim, 2012)
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum
dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A
lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena
golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah
ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
(Mustahib, 2011).
Golongan darah manusia dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen dan
aglutinin. Aglutinogen adalah antigen-antigen dalam sel yang membuat sel peka
terhadap aglutinasi (penggumpalan darah). Ada dua jenis antigen, yakni tipe A
dan tipe B. Oleh karena itu antigen ini diwariskan, maka seseorang dapat memiliki
salah satu atau kedua antigen ini. Aglutinogen disebut zat spesifik golongan
karena digunakan untuk menentukan golongan darah A, B, dan O. Aglutinin adalah
substansi yang menyebabkan aglutinasi sel, misalnya antibodi. Dr. Karl Land
Steiner, seorang ahli imunologi dan patologi bangsa Australia (1868-1943) dan
Donath adalah penemu perbedaan antigen dan antibody dalam sel darah manusia.
(Subowo,1992:236)
b. Sistem Rhesus (Rh)
Sistem golongan
darah rhesus (Rh) pertama kali ditemukan pada jenis Kera Macaca rhesus pada
tahun 1940 oleh K. Landsteiner dan Wiener. Pada jenis ini ditemukan antigen
rhesus eritrositnya. Sistem golongan darah rhesus juga berlaku pada manusia
karena antigen rhesus juga dimiliki manusia. Orang yang memiliki antigen rhesus
dinamakan rhesus positif (Rh+), sedangkan yang tidak memiliki
disebut rhesus negatif (Rh-). Dalam rhesus ini dikendalikan oleh gen
dengan alel Rh dan rh. Rh bersifat dominant terhadap alel rh. Faktor Rh tidak
begitu berpengaruh dalam transfusi darah, tetapi pada kasus tertentu dapat
menyebabkan kematian bayi dalam kandungan. (Waluyo,
2011:174-175)
Jika seorang ibu Rh-
kawin dengan laki-laki Rh+ maka anak dalam kandungannya mungkin Rh+. Saat
dalam kandungan, sel darah merah Rh+ anaknya dapat keluar menembus plasenta ke
sistem sirkulasi ibunya, yaitu saat plasenta rusak sebelum atau sesudah bayi
dilahirkan. Hal ini menyebabkan si Ibu memproduksi antibodi anti Rh. Jika ibu
hamil lagi dan anaknya memiliki factor Rh+, maka antibodi anti Rh Ibu akan
masuk lewat plasenta dan merusak sel darah merah anak. Akibatnya terjadi
kerusakan sel darah merah pada anak kedua yang dapat menyebabkan kematian.
Keadaan seperti ini disebut penyakit eritroblastosit fetalis atau penyakit
kuning pada bayi. (Waluyo, 2011:174-175)
IV.
METODOLOGI
PENELITIAN
4.1.
Alat dan Bahan
4.1.1.
Alat
a.
Lanset/jarum steril
b.
Jarum pentol
c.
Spidol
d.
Gelas obyek
e.
Kertas putih
4.1.2.
Bahan
a.
Serum A dan B
b.
Alcohol 70%
c.
Kapas
d.
Darah segar manusia
4.2. Skema Kerja
V.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Kel.
|
Nama Probandus
|
Gol. Darah Awal
|
Gol. Darah Setelah Tes
|
1.
|
1
|
Syilvi Dyah R.
|
O
|
O
|
2.
|
2
|
Anas Ma’ruf
|
-
|
O
|
3.
|
3
|
Lukman H.
|
-
|
O
|
4.
|
4
|
Izzatul Munawwaroh
|
A
|
A
|
5.
|
5
|
A. Rian
|
-
|
A
|
6.
|
6
|
Siska B.
|
-
|
A
|
7.
|
7
|
Rori A.
|
-
|
O
|
8.
|
8
|
Ayu Z.
|
-
|
A
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali
ini, mengamati tentang penggolongan darah pada manusia. Penggolongan darah pada
percobaan ini dengan menggunakan penggolongan darah manusia yang ditentukan
berdasarkan jenis antigen dan antibody yang terkandung didalam darah. Seperti yang telah diketahui, penggolangan darah pada manusia ada 4
macam, yaitu A, B, AB, dan O. sedangkan dalam system golongan darah
manusia terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta dua macam plasma yaitu
anti A dan B. Golongan darah A, yaitu apabila di dalam sel darah merahnya
mengandung aglutinogen A, dan serumnya dapat membuat aglutinin beta. Golongan
darah B, bila dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen B dan serum
darahnya dapat membuat aglutinin alpha. Golongan darah AB, yaitu apabila di dalam
sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi anti
serumnya tidak dapat membuat aglutinin. Golongan darah O, apabila di dalam sel
darah merahnya tidak terdapat aglutinogen, tetapi serum darahnya dapat membuat
aglutinin alpha dan aglutinin beta. Didalam darah
terdapat antibody dan antigen. Antigen yang terdapat didalam sel darah yaitu
berupa aglutinogen, sedangkan antibodinya terdapat didalam plasma darah yang
dinamakan aglutinin. Aglutinogen mengakibatkan sel-sel darah peka terhadap
aglutinasi (penggumpalan) suatu zat yang dapat digumpalkan. Aglutinin suatu zat
yang menggumpalkan. Pada system ABO didalam darah terdapat dua jenis
aglutinogen yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Aglutinin alpha menggumpalkan sel darah merah yang mengandung
aglutinogen A, dan aglutinin beta menggumpalkan sel darah merah yang mengandung
aglutinogen B.
Pada
praktikum kali ini, hal pertama yang kami lakukan adalah menentukan nama
probandus yang akan dites darahnya. Dari delapan kelompok, masing-masing
kelompok 1 orang perwakilan kelompok menjadi probandus. Sehingga kami
mendapatkan 8 nama probandus. Probandus pertama dari kelompok 1, setelah salah
salah satu jari probandus disterilkan dengan Alkohol, maka praktikan langsung
mengambil darahnya dengan cara menusuk jari menggunakakan lanset, kemudian
meneteskan darah pada kaca preparat sebanyak tiga bagian. Pada darah bagian
pertama diteteskan serum AB, dan mengaduknya dengan jarum pentol, hal ini
bertujuan untuk mengetahui penggumpalan yang terjadi antara pencampuran darah
dengna serum AB, Setelah diamati ternyata hasil adukan tersebut tidak
menggumpal. Hal ini membuktikan bahwasannya probandus kelompok 1 bergolongan
darah O. jadi dapat dikatakan bahwasannya probandus 1 tidak memiliki A maupun B
pada sel darah merahnya, namun memiliki anti-A dan anti-B pada dalam plasmanya.
Percobaan tersebut sesuai dengan golongan darah probandus sebelum dites. Untuk
probandus kelompok 2 dan kelompok 3 hasil percobaan yang kami lakukan sama
dengan probandus kelompok 1, yaitu bergolongan darah O.
Percobaan
selanjutnya yaitu pada probandus kelompok 4 yang sebelum di tes bergolongan
darah A, sehingga untuk membuktikannya kami menggunakan serum A, setelah jari
probandus disterilkan dengan alcohol dan ditusuk menggunkan lanset, darah
diteteskan pada kaca preparat dengan 3 bagian. Pada bagian pertama diteteskan
serum AB dan mengaduknya dengan jarum pentol, hal ini bertujuan untuk
mengetahui penggumpalan yang terjadi, jika terjadi penggumpalan maka probandus
mempunya1 3 kemungkinan golongan darah, yaitu bergolongan darah A, B, atau AB,
setelah diamati ternyata hasil adukan tersebut menggumpal, untuk memastikan 3
kemungkinan golongan darah tersebut, maka kami meneteskan serum A pada darah
bagian kedua, jika hasil adukan menggumpal maka probandus bergolongan darah A,
ternyata setelah diamati, hasil adukan tersebut menggumpal, hal ini dapat
membuktikan bahwa probandus kelompok 4 bergolongan darah
A. Jadi, Antiserum A berfungsi sebagai aglutinin karena dapat menggumpalkan
darah (sel darah). Jadi hasil tes yang dilakukan sesuai dengan golongan darah
probandus sebelum tes.
Dari data tabel
yang telah kami peroleh di kelas A, mayoritas probandus dari masing-masing
kelompok bergolongan darah A dan O, dengan perbandingan yang sama. 4 probandus
bergolongan darah O dan 4 probandus lainnya bergolongan darah A. Antigen A lebih umum dijumpai dibandingkan dengan antigen B.
Golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen yaitu antigen A dan B,
sedangkan golongan darah ini merupakan jenis golongan darah yang paling jarang
ditemui didunia. Didunia, frekuensi penyebaran golongan darah A,B,O,AB sangat
bervariasi tergantung populasinya.
Dari data yang di
peroleh pada percobaan, dapat di ketahui bahwa fungsi dari anti A dan anti B
adalah untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu
dengan serum anti-A dan serum anti-B. Terjadi
penggumpalan karena glutinogen
bertemu dengan aglutininnya sehingga menyebabkan aglutinasi. aglutinogen
terdapat pada eritrosit sedangkan, aglutinin terdapat dalam plasma darah.
VII. KESIMPILAN
Berdasarkan percobaan yang telah
dilkukan, dapat disimpulkan bahwa:
a.
Golongan darah pada manusia ada
empat macam, diantaranya adalah A,B,AB,dan O.
b.
Golongan darah dapat ditentukan
dengan cara tes golongan darah, darah ditetesi dengan serum anti-A dan anti-B.
c.
Fungsi serum anti-A dan anti-B
pada test golongan darah adalah untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal
atau tidak ketika bertemu dengan serum anti-A dan serum anti-B.
d.
Pada golongan darah A, darah akan menggumpal ketika ditetesi oleh
serum anti-A. Ini dikarenakan golongan darah A memiliki aglutinogen A.
e.
Pada golongan darah B, darah akan
menggumpal ketika ditetesi oleh serum anti-B. Ini dikarenakan golongan darah B
memiliki aglutinogen B.
f.
Pada golongan darah O, darah
tidak akan mengumpal ketika ditetesi oleh serum anti-A dan serum anti-B karena golongan darah O tidak memiliki
aglutinogen.
g.
Pada golongan darah AB, darah
akan menggumpal ketika di tetesi oleh serum anti-A dan anti-B, karena darahnya
mengandung aglutinogen A dan B.
DAFTAR PUSTAKA
Priadi, Arif. 2009.
Biologi 2. Jakarta: Yudhistira
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta: Bumi
Aksara
Mustahib. 2011. Fungsi dan Golongan Darah. http://www.artikelbagus.com
/2011/05/28/ fungsi-golongan-darah.html [17 November 2012]
Tim Dosen Pembina.2013. Pentunjuk
Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Waluyo, Joko. 2011. Biologi
Umum. Jember. Jember University Press
Anonim. 2012.
golongan-darah-a-b-o-ab-pahami-dengan-benar http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/02/27/golongan-darah-a-b-o-ab-pahami-dengan-benar-532721.htm. diakses pada 10 April 2013 pukul 17.40.
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar